Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam dalam konteks Kurikulum Merdeka bukan merujuk pada teknologi kecerdasan buatan, tapi pada pendekatan pendidikan yang mendorong pemahaman konsep secara mendalam, bermakna, dan kontekstual, bukan sekadar hafalan atau permukaan saja.
✅ Pengertian Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) dalam Kurikulum Merdeka
Pembelajaran mendalam adalah proses belajar yang:
-
Berfokus pada pemahaman konsep inti secara kritis dan reflektif
-
Mengaitkan pengetahuan dengan konteks nyata atau kehidupan sehari-hari
-
Mendorong peserta didik untuk berpikir analitis, kreatif, dan kolaboratif
-
Mengutamakan proses, bukan hanya hasil akhir
š” Contoh Deep Learning di Kurikulum Merdeka
Contoh 1 – Mata Pelajaran IPA (SMP)
Topik: Perubahan Iklim
Pendekatan Tradisional: Siswa menghafal penyebab dan dampak perubahan iklim.
Pendekatan Deep Learning:
-
Siswa meneliti kondisi iklim lokal selama 10 tahun terakhir
-
Membuat proyek sederhana (poster digital atau kampanye) untuk mengedukasi warga sekolah tentang pengurangan jejak karbon
-
Berdiskusi dan menyimpulkan langkah konkret yang bisa mereka ambil secara individu
Contoh 2 – Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (SD)
Topik: Cerita Rakyat
Pendekatan Tradisional: Siswa membaca dan menjawab pertanyaan teks
Pendekatan Deep Learning:
-
Siswa membandingkan dua cerita rakyat dari daerah berbeda
-
Menganalisis nilai-nilai budaya yang terkandung
-
Membuat versi modern atau adaptasi cerita dalam bentuk video atau drama
Contoh 3 – Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (Semua jenjang)
Tema: Gaya Hidup Berkelanjutan
-
Siswa melakukan audit sampah di sekolah
-
Mengolah data dan mempresentasikan temuan mereka
-
Membuat solusi nyata seperti bank sampah atau kampanye digital hemat energi
š Ciri Khas Deep Learning:
-
Aktif dan partisipatif
-
Terintegrasi lintas mata pelajaran
-
Berorientasi pada pemecahan masalah nyata
-
Refleksi & metakognisi: siswa menyadari proses berpikirnya sendiri
