SISTEM PENGISIAN GENERATOR AC (ALTERNATOR) / Charging System
Januari 24, 2019
Tambah Komentar
SISTEM PENGISIAN
GENERATOR AC (ALTERNATOR)
Sistem pengisian AC paling
banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan regulator mekanik (konvensional)
maupun dengan IC Regulator.
Sistem pengisian
Regulator mekanik
Komponen sistem pengisian regulator mekanik terdiri
dari :
- Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
- Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
- Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat hubungan singkat.
- Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk menghasilkan magnet pada altenator.
- Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang dihasilkan sistem pengisian.
ALTERNATOR
Alternator yang berfungsi
merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan
arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode
yang dipasang menjadi satu bagian dengan Alternator.
PRINSIP KERJA ALTERNATOR
Prinsip kerja
Alternator
Bila pada generator DC sebuah penghantar dibentuk “U”,
di ujung penghantar dipasang komutator, pada komutator menempel sikat. Sikat
“A” merupakan sikat positip dan sikat “B” adalah sikat negatip, maka pada
generator AC (altenator) kedua ujung penghantar dihubungkan ke slip ring dan
jenis sikat sudah tidak jelas karena berubah ubah sesuai posisi
penghantar. Saat penghantar diputar maka penghantar tersebut akan
memotong medan magnet sehingga menghasilkan induksi elektromagnetik. Arah arus
yang dihasilkan akan berubah-ubah, pada posisi (1) arah arus menuju sikat “A”,
namun pada posisi (2) arah arus berubah menuju sikat “B”. Perubahan tersebut
dapat digambarkan dalam fungsi gelombang sinus.
KONSTRUKSI ALTERNATOR
Konstruksi Alternator
Pada altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal
B,E,F dan N. Terminal B merupakan terminal output altenator yang dihubungkan ke
baterai, beban dan regulator terminal B.
Terminal E berhubungan dengan sikat
negatip, bodi alternator dan terminal E regulator.
Terminal F berhubungan
dengan sikat positip dan dihubungkan ke terminal F regulator,
Terminal N
berhubungan dengan neutral stator coil, saat altenator menghasilkan listrik
maka
terminal N juga menghasilkan listrik, listrik yang dihasilkan terminal N
dialirkan ke regulator terminal N, untuk mematikan lampu indicator pengisian.
Pada regulator terdapat 6 terminal mempunyai terminal
B,E,F,N, IG dan L. Empat dari 6 terminal tersebut berhubungan dengan
terminal altenator yaitu B, E,F, N. Dua terminal regulator yang
lain yaitu terminal IG dan L, berhubungan dengan terminal IG kontak dan lampu.
KOMPONEN UTAMA ALTERNATOR
Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator
yang memindahkan gerak putar mesin untuk memutar alternator.
Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu
diode maupun kumparan pada alternator.
Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat
medan magnet yang dihasilkan tergantung besar arus listrik yang mengalir ke
rotor coil. Listrik ke rotor coil disalurkan melalui sikat yang selalu
menempel pada slip ring. Terdapat dua sikat yaitu sikat positip berhubungan
dengan terminal F, sikat negatip berhubungan dengan massa atau terminal
E. Semakin tinggi putaran mesin, putaran rotor altenator semakin tinggi
pula, agar listrik yang dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang
dihasilkan semakin berkurang sebanding dengan putaran mesin.
Rotor Alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus
listrik akan mengalir dari positip baterai, variable resistor, amper meter,
slip ring, rotor coil, slip ring dan ke negatip baterai. Adanya aliran listrik
pada rotor menyebabkan rotor menjadi magnet, saat tahanan pada variable
resistor kecil maka arus yang mengalir sangat besar, magnet pada rotor sangat
kuat, namun bila tahanan variable resistor besar maka arus yang mengalir ke
rotor coil menjadi kecil sehingga kemagnetan juga menjadi kecil. Pada saat
tahanan variable resistor kecil maka voltmeter yang dipasang pada slip
ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat tahanan variable resistor
besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan
listrik saat terpotong medan magnet dari rotor. Stator terdiri dari stator core
(inti stator) dan stator coil. Disain stator coil ada 2 macam yaitu model
“delta” dan model “Y”. Pada model “Y”, ketiga ujung kumparan tersebut
disambung menjadi satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” (neutral point).
Pada model delta ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga membentuk segi
tiga (delta). Model ini tidak memiliki terminal neutral (N). Stator coil
menghasilkan arus listrik AC tiga phase. Tiap ujung stator dihubungkan ke diode
positip dan diode negatip.
Konstruksi Stator
Output Stator
Tipe rangkaian Stator
Dioda (rectifier)
Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang
dihasilkan oleh stator coil menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi
untuk menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil. Sifat
diode adalah meneruskan arus listrik satu arah. Gambar 4.12 a. merupakan diode
positip yang dirangkai seri dengan lampu pada sebuah baterai 12 V. rangkaian
tersebut merupakan rangkaian bias maju (forward direction voltage)
sehingga diode dapat mengalirkan arus listrik, lampu menyala. Bila hubungan
kabel ditukar yang kabel yang berhubungan dengan positip dipindah ke negatip
dan sebaliknya maka diode mendapat bias mundur (reverse direction voltage)
sehingga diode tidak dapat mengalirkan arus listrik, maka lampu padam.
Konsruksiti Doda pada
Alternator
Pada altenator jumlah diode terdiri dari 6 atau 9 buah
diode yang digabungkan. Menurut pemasangannya diode ini dapat dibagi
menjadai 2 bagian yaitu diode positip dan diode negatip. Membeda diode
posistip dan negatip saat terpasang pada dudukannya dengan cara dioda
negatip plat pemegang bodi diode dibautkan langsung ke bodi alternator tanpa
isolator, sedangkan pada diode positip plat pemegang bodi diode dipasang ke
rumah alternator dengan menggunakan isolator. Membedahkan diode lebih
akurat menggunakan Ohm meter.
Prinsip kerja
penyearah arus listrik pada stator coil
Prinsip kerja penyearahan arus listrik yang dihasilkan
stator coil pada altenator adalah sebagai berikut:
Saat rotor altenator berputar maka terjadi induksi
elektromagnetik pada stator coil, gambar di atas: a, menunjukkan bahwa ujung
stator coil “A” negatip dan ujung stator coil “C” menghasilkan arus
positip, arus yang dihasilkan stator coil “C” disearahkan oleh diode
positip “C” , kemudian dialirkan ke baterai (battery). Rotor terus
berputar sehingga stator coil “C” yang tadinya menghasilkan arus positip
menjadi menghasilkan arus negatip, arus positip dihasilkan oleh stator coil
“B”, arus yang dihasilkan stator coil “B” disearahkan oleh diode positip
“B” , kemudian dialirkan ke baterai. Demikian seterusnya sehingga secara
bergantian stator coil mengasilkan gelombang listrik dan disearakan oleh diode,
selisih gelombang satu dengan yang lain 120ยบ.
Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari
regulator ke rotor coil. Pada altenator terdapat dua sikat, yaitu :
- Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
- Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar
maka akan terjadi gesekan antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi
cepat aus. Kontak sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat
mengalir dengan baik, agar kontak sikat dengan slip ring baik maka sikat
ditekan oleh pegas.
Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab
gangguan pada altenator, karena cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat
menyebabkan aliran listrik ke rotor coil berkurang, akibat tekanan pegas yang
melemah. Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan kemagnetan
rotor berkurang dan listrik yang dihasilkan altenator menurun. Bila
sikat suda pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai sikat habis maka
slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat sehingga menjadi aus. Sikat yang
sudah habis dapat menyebabkan liran listrik ke rotor coil terputus, kemgnetan
rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan listrik, tidak terjadi proses
pengisian.
Sikat patah dan pecahnya rumah sikat sering
dijumpai akibat kesalahan saat merakit altenator. Saat rotor dilepas
sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada kondisi tersebut bila seseorang
merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan sikat sehingga sikat patah dan
hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah, untuk menghindari hal tersebut
maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan menggunakan kawat yang
dimasukan melaui lubang kecil yang sedah tersedia, bila sikat sudah tertahan
oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan dengan aman.
Regulator
Regulator berfungsi untuk
mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator. Arus yang dihasilkan
altenator sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A atau kurang, namun saat beban
lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada putaran 2000 rpm sebesar 30 A
atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban
listriknya. Tegangan yang dihasilkan altenator dijaga tetap stabil pada
13,8-14,8 Volt.
Regulator mekanik 6 terminal mempunyai terminal E, F,
N, B, IG dan L. Pada regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu voltage
regulator yang berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan pengisian dan voltage
relay yang berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indicator pengisian
sebagai indikasi sistem pengisian berfungsi.
Pola susunan terminal pada regulator tipe A adalah
IG,N,F dan E,L,B, sedangkan pola susunan terminal pada regulator tipe B adalah
B,L,E dan F,N,IG. Meskipun terminal regulator mempunyai pola tertentu, namun
kita sering mengalami kesulitan dalam menentukan terminal regulator, sehingga
kita kesulitan menentukan apakah regulator tertentu tipa A atau tipe B. Cara
menentukan terminal regulator mekanik 6 terminal adalah:
- Tentukan mana bagian voltage regulator, mana bagian voltage relay. Voltage regulator mudah dikenali karena mempunyai ciri mempunyai resistor.
- Identifikasi terminal pada voltage regulator, dimana voltage regulator mempunyai 3 terminal yaitu IG, F dan E.
- Identifikasi terminal pada voltage relay, dimana voltage relay mempunyai 3 terminal yaitu B, L dan N.
Belum ada Komentar untuk "SISTEM PENGISIAN GENERATOR AC (ALTERNATOR) / Charging System"
Posting Komentar